Sains dalam Al-Qur’an: Lautan yang Terpanaskan
FathulGhofur.com. Lautan merupakan salah satu anugerah Allah yang diberikan kepada umat manusia dan makhluk-mahluknya. Namun sejatinya ada misteri yang terdapat pada laut yang diungkapkan dalam Al-Qur’an yang diturunkan 1441 tahun lalu.
Firman Allah Ta’ala :
وَ الۡبَحۡرِ الۡمَسۡجُوۡرِ
“Demi lautan yang terbakar (terpanaskan)” (QS At-Tur: 6).
Pada ayat ini Allah telah bersumpah atas nama laut yang masjur. Kata ‘masjur‘ dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang dinyalakan sehingga menjadi panas. Namun, air berlawanan dengan api, di mana air bisa memadamkannya.
Baca Juga :
– Jangan Senang Melihat Orang Susah
– Memberi Zakat kepada Saudara Kandung
– Guru Filipina Masuk Islam Karena Tentara Turki Usmani
Telah terbukti secara ilmiah bahwa ada beberapa gunung berapi yang muncul dari dasar lautan dan memuntahkan lavanya. Palung-palung yang kedalamannya sekitar 65–150 kilometer dan pada umumnya berada di dasar laut dan samudra merupakan salah satu anugerah Allah kepada kita.
Palung-palung itu membuat seluruh dasar laut dan samudra terpanaskan karena bebatuan magma panas terdorong keluar dari perut bumi melalui palung-palung itu. Air yang sedemikian banyak di laut tidak mampu memadamkan bara dari bebatuan magma itu, sementara bara yang sedemikian panas itu lebih dari 1.000 derajat Celcius-pun tidak mampu menguapkan air laut.
Kondisi berimbang ini merupakan salah satu fenomena yang sangat mencengangkan bagi para ilmuwan. Palung adalah semacam celah yang sangat dalam pada bebatuan yang menyelimuti bumi. Selimut bebatuan itu seluruhnya terbakar hingga hampir meleleh di dalam perut bumi yang dinamakan zona lemah.
Dari zona lemah itulah bebatuan magma yang panasnya melebihi 1.000 derajat Celcius berasal. Bebatuan magma ini bergerak ke atas hingga mencapai dasar semua samudra dan sebagian laut.
Jutaan ton bebatuan magma yang keluar dari perut bumi itu pun memanaskan dasar laut dan samudra. Air laut dan samudra kemudian. mendinginkan bebatuan tersebut, namun tidak sampai mematikan baranya. Sungguh, fenomena ini baru diketahui para ilmuwan akhir tahun 1960-an.
Gunung berapi yang terdapat di dasar lautan lebih aktif dan lebìh banyak daripada gunung berapi yang ada di atas daratan.
Gunung-gunung berapi yang ada di dasar lautan itu memuntahan jutaan ton bebatuan magma. Gunung-gunung berapi itu terdorong ke permukaan dasar laut melalui palung-palung yang ada di dasar lautan dan naik mendekati permukaan air.
Jika ia berhasil naik ke atas permukaan laut, maka akan muncul kepulauan vulkanik, seperti Kepulauan Jepang, Indonesia, Filipina, dan Hawaii.
Hal yang mengagumkan dari sumpah versi Al-Quran ini adalah pilihan kata ‘Laut yang Terbakar‘. Melihat bahwa di dasar samudra tidak ada oksigen, maka tidak mungkin lava gunung berapi yang dilontarkan melalui palung di dasar laut itu menyala sepanjang lubang palung.
Namun, lava tersebut biasanya berwarna hitam pekat dan tidak menyala secara langsung. Lava itu menyerupai pelat pada tungku oven yang jika dipanaskan dari bawah, dengan bahan bakar apa pun, akan menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi sehingga dapat mengubah adonan menjadi roti.
Inilah maksud secara bahasa dari kata al-masjur (yang terbakar atau terpanaskan) pada ayat di atas. Tentu manusia terkagum-kagum dengan ketelitian ilmiah dan bahasa yang sangat tinggi yang diperlihatkan Al-Qur’an ini, di mana ia memilih kata al-masjur, sebuah kata yang tak mungkin diganti dengan kata lain yang sepadan maknanya.
Manusia pun tentu terkagum-kagum pada Nabi yang ummi; dari mana beliau memiliki kemampuan ilmiah dan bahasa yang sangat tinggi ini kalau bukan karena memperoleh wahyu dari Sang Pencipta langit dan bumi.
Telah terbukti secara ilmiah bahwa ada gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar laut dan mampu memuntahkan lava. Ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Kalau bukan karena lava tersebut, tentu makhluk-makhluk hidup yang ada di dasar lautan tidak bisa hidup dalam kegelapan. Fenomena ini baru diketahui 50 tahun yang lalu.
Pengambilan gambar gunung-gunung berapi telah dilakukan, begitu juga pengukuran suhu air yang ada di sekeliling lava yang ada di dasar lautan. Menurut para ilmuwan, sesungguhnya bumi berasal dari matahari. Setelah jutaan tahun berlalu, permukaan bumi menjadi dingin dan bumi mengeluarkan air. Dari air itu terbentuklah laut dan samudra.
Kemudian terjadilah fenomena hujan, lalu tetumbuhan tumbuh dan permukaan bumi layak untuk tempat kehidupan. Namun, perut bumi masih menyala-nyala dan benda-benda di dalamnya masih meleleh dengan panas yang sangat tinggi.
Tidak diragukan lagi bahwa tempat-tempat yang panas menyala-nyala di perut bumi di bawah samudra yang kedalamannya mencapai 3.000 meter, menyebabkan air di dasar samudra mendidih. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang berbunyi, “Demi lautan yang terbakar (terpanaskan).”
Hal lain yang membuktikan adanya panas di perut bumi adalah galian-galian penambangan minyak. Melalui penggalian-penggalian minyak itu diketahui dengan jelas bahwa pada tiap kedalaman 100 meter, panas akan meningkat sebanyak tiga derajat.
Para ilmuwan mengatakan, keberadaan gunung-gunung berapi di permukaan bumi dan di dasar lautan adalah bukti kuat dan jelas bahwa perut bumi masih menyala-nyala.
Dikutip dari Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an