Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Menahan Amarah
FathulGhofur.com. Dikisahkan suatu hari Rasulullah ﷺ bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika sedang bercengkerama dengan Rasulullah ﷺ, tiba- tiba datang seorang Arab badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar.
Makian, serta kata- kata kotor keluar keluar dari mulut orang itu. Namun, pada saat itu Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak menghiraukan semua perkataan orang Arab badui tersebut
Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah ﷺ. Melihat hal ini, Rasulullah ﷺ tersenyum. Kemudian orang Arab badui itu kembali memaki-maki Abu Bakar. Kali ini makian dan hinaannya jauh lebih kasar.
Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah ﷺ kembali memberikan senyum. Semakin marahlah orang Arab badui ini.
Baca Juga :
– Bacaan Doa Iftitah Arab Latin dan Artinya
– Doa Qunut Shubuh Bacaan Latin dan Artinya
– Jadwal Khatib Jum’at Masjid Jami’ Fathul Ghofur Januari – Juni 2020
Untuk ketiga kalinya si badui mencerca Abu Bakar dengan makian yang jauh lebih menyakitkan lagi. Kali ini selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu Abu Bakar sudah tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab badui itu dengan makian pula.
Terjadilah perang mulut antara Abu Bakar dengan orang Arab badui tersebut. Seketika itu Rasulullah ﷺberanjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.
Melihat hal ini, selaku tuan rumah Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah ﷺ yang sudah sampai halaman rumah.
Kemudian Abu Bakar memanggil beliau. “Wahai Rasulullah ﷺ, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku,” pintanya.
Rasulullah ﷺ menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak Malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan Allah.
Begitu pun, yang kedua kali ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para Malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum.
Namun, ketika kali yang ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh Malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah Iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.
Demikian Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita untuk bersabar menahan amarah, dengan tidak membalas keburukan dengan hal-hal yang buruk pula.